Search

Perkembangan E-sport hingga Saat Ini - Kompasiana.com - Kompasiana.com

Semakin perkembangnya jaman maka semakin berkembangnya teknologi juga. Di kalangan anak muda saat ini, eSport sangat diminati. eSport merupakan singkatan dari electronic sport atau olahraga elektronik. eSport adalah bidang olahraga yang menggunakan game online sebagai bidang kompetitif. Beberapa waktu lalu, esports sama sekali tidak dikenal. Akan tetapi, sekarang ini fenomena esports terus berkembang dan mulai memancing perhatian dari berbagai kalangan, mulai dari gamers, media, hingga perusahaan-perusahaan besar yang sama sekali tidak bergerak di bidang esports. Tetapi banyak orang tua yang belum membuka pikirannya hingga kesana. Masih banyak orang tua yang menganggap bahwa bermain game itu tidak ada gunanya.

Pada tahun 1980,  ada sebuah perusahaan yang bernama Atari melaksanakan turnamen game yang berjudul Space Invaders atau Spacewar. Spacewar merupakan turnamen video game pertama di dunia, sementara Space Invaders Championship tercatat sebagai turnamen video game skala besar pertama di dunia. Rilis tahun 1978, Space Invader merupakan salah satu game terpopuler di masa itu, ketika game hanya bisa dimainkan di mesin Arcade atau tempat yang kita kenal sebagai 'ding-dong'. Turnamen ini berhasil menarik perhatian banyak gamers, diikuti oleh 10 ribu lebih peserta, dan membuat bermain video game jadi hobi arus utama.

Karena hal itu, turnamen game sudah mulai marak pada masa itu, tapi jangan bayangkan ini sebagai pertandingan satu lawan satu. Kebanyakan game di zaman itu bersifat Single-Player. Lalu bagaimana game single-player bisa dipertandingkan? Jawabannya tentu saja dengan membandingkan skor yang bisa didapatkan antar pemain. Ini mungkin terdengar tidak masuk akal di zaman sekarang, ketika game multiplayer (baik online atau offline) sudah menjadi budaya yang umum. Namun demikian perebutan skor tertinggi menjadi satu ajang unjuk gigi terbaik pada masa itu.

Pada awal tahun 1990 adalah tahun mulainya perkembangan esport terjadi. Setelah tahun sebelum-sebelumnya yang mengadu kan game hanya bisa offline atau diitung dengan skor. Pada tahun ini memberikan kejutan baru dalam sistem perlombaan. Sistem ini merupakan sistem satu lawan satu. Hal ini terjadi berkat Capcom (Capcom merupakan produser game), yang merilis mesin Arcade berjudul Street Fighter II: The World Warrior pada tahun 1991.

Dalam artikel Hybrid yang ditulis oleh Ayyub Mustofa membahas soal sejarah fighting games, dikatakan bahwa fighting games pada masa itu biasanya hanya melawan komputer saja dan tibak bisa dilakukan secara online, karena pada saat itu masih keterbatasan teknologi. Tapi Street Fighter II merevolusi semua itu dengan menciptakan sistem permainan player vs player. Sehingga, Street Fighter II menjadi favorit pemain Arcade.

Menurut catatan dari Gamerevolution, Street Fighter II diperkirakan mendatangkan pemasukan hingga kurang lebih sepuluh miliar dolar AS (sekitar Rp153 triliun), dengan total dua ratus ribu mesin arcade, dan lima belas juta unit software terjual di seluruh dunia.

Sedikit cerita tentang perkembangan eSport, di era 90-an, saat teknologi internet mulai merebak di Amerika Serikat, kompetisi game ini pun ikut berkembang. Perkembangannya menjadi kompetisi online game. Beserta dengan munculnya organisasi yang mempunyai visi untuk menjadikan kompetisi game  ini menjadi sebuah industri baru, yaitu industri esports. Ketika itu, game yang dipertandingkan mulai beragam, seperti game Quake, Counter Strike, dan Warcraft.

Tidak ketinggalan, di Indonesia pada tahun 2018, muncul turnamen dengan hadiah besar bernama GESC Indonesia Minor. Ajang ini menyelenggarakan turnamen Dota 2 yang saat itu juga menjadi game MOBA PC sangat populer di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, hadiah yang diberikan mencapai tiga ratus ribu USD.

Kemudian, di tahun 2019 juga ada lagi turnamen yang memberikan hadiah yang sangat besar, yaitu Mobile Legends Profesional Lague (MPL) Season 4. Moonton selaku developer dari game Mobile Legends meningkatkan total hadiah kepada pemenang dari MPL Season 3. Turnamen ini bisa dikategorikan turnamen yang sangat besar di Indonesia, karena turnamen ini diikuti dengan 1500 tim esport.

Pada awal 2020, ada seorang gamer muda yang masih berusia 16 tahun asal Amerika Serikat, ia bernama Kyle Giersdorf. Ia telah memenangkan perlombaan game online yang bernama Fortnite skala global atau internasional, yang bisa dikenal " World Cup Solo ". Turnamen tersebut dilaksanakan di Arthur Stadium, New York, Amerika Serikat. Remaja yang biasa dikenal oleh orang orang dengan nickname game "Bugha" ini berhasil menyapu bersih klasmen dengan mendapatkan juara satu dan membawa pulang hadiah sebesar tiga juta dollar AS atau setara dengan Rp 42 miliar.

Memang game sering dianggap remeh untuk sebagian besar orang tua. Tetapi bisa kita lihat dari hadiahnya, ini tidak main-main. Bahkan banyak player eSport Indonesia yang juga sukses. Terutama dalam player eSport divisi mobile (PUBG Mobile, Mobile legend, Free fire). Bahkan sekarang eSport sudah bisa termasuk dalam pekerjaan. Karena, banyak orang yang bisa menghidupi keluarganya hanya dengan bermain game. Kita jika memang memiliki niat dan tujuan, harus tetap berlatih. Tidak ada hasil yang memuaskan tanpa pengorbanan. Tetapi kita juga harus bisa membedakan mana kewajiban mana hak. Sekarang ini kebanyakan orang main tanpa kenal waktu dan alhasil nilai sekolahnya tidak memuaskan, dan tidak menghasilkan apa apa.

VIDEO PILIHAN

Let's block ads! (Why?)



"Sport" - Google Berita
January 04, 2021 at 02:57AM
https://ift.tt/355C8DI

Perkembangan E-sport hingga Saat Ini - Kompasiana.com - Kompasiana.com
"Sport" - Google Berita
https://ift.tt/35r9aeK
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Perkembangan E-sport hingga Saat Ini - Kompasiana.com - Kompasiana.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.