INILAHCOM, Jakarta - Atlet angkat besi peraih medali perunggu Olimpiade Sydney 2000, Winarni, tengah berjuang demi kesembuhan anaknya yang mengidap penyakit langka. Ia membutuhkan uluran tangan untuk biaya operasi yang jumlahnya terbilang besar.
Perasaan Winarni tersayat saat mengetahui putra bungsunya, Achmad Fariz Taufik, mengalami kelainan bawaan Atresia Esofagus yaitu kondisi tidak berkembangnya usus pada janin yang menyebabkan Fariz tidak bisa menelan makanan dan minuman.
Selama 2,5 tahun Fariz hanya bisa menjilat makanan, tetapi tidak boleh memasukkan makanan ke mulut. Selain kelainan tersebut, Fariz juga menderita gangguan jantung dan paru-paru.
Sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit di Pringsewu, Lampung, Fariz kemudian dirujuk untuk menjalani operasi di RSCM untuk membuat jalan makan di perut.
"Fariz sudah dua kali menjalani operasi di RSCM, sekarang saya harus bolak-balik Jakarta-Lampung untuk rawat jalan. Rencananya ia akan operasi ketiga," ujar Winarni kepada INILAHCOM lewat sambungan telepon, Minggu (29/7/2018) malam.
Winarni yang pernah menjuarai Kejuaraan Dunia Angkat Besi tahun 1997 harus bekerja keras menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan perawatan Fariz. Selain bekerja sebagai pegawai di PT Pos Indonesia, ia juga berinisiatif membuka usaha warung makan di dekat rumahnya.
"Untuk menambah penghasilan saya membuka warung makan kecil-kecilan. Hasilnya bisa menambah pemasukan saya selain gaji bulan dari kantor, saya bekerja di PT Pos Indonesia," ia melanjutkan.
"Pendapatan dari rumah makan bisa untuk membeli selang, penutup di perut Fariz. Untuk beli-beli seperti itu tidak di-cover BPJS, jadi harus mengeluarkan dana pribadi."
Berencana Jual Rumah Untuk Biaya Perawatan Anak
Butuh banyak dana untuk perawatan putranya, Winarni tak mau mengemis bantuan. Sejauh ini, ia baru mendapat bantuan dari PT Pos Indonesia tempatnya bekerja, Ketum PB PABBSI, Rosan P. Roeslani.
Winarni mengatakan dirinya pernah bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi saat dirinya tengah berada di Jakarta untuk memenuhi undangan sebagai olimpian menyemangati atlet yang akan berlaga di Asian Games 2018.
"Saya sebenarnya tidak ingin berita anak saya ini terlalu diekspos karena nantinya dianggap memanfaatkan kesempatan," tandasnya.
"Kalau bantuan sudah pernah diberikan kantor saya, lalu Pak Roeslani. Kalau dari pemerintah pernah diberi Rp 40 juta oleh Menpora sebagai atlet legenda," Winarni melanjutkan.
Lebih lanjut, Winarni dan suaminya tengah mempertimbangkan untuk menjual rumah mereka di Lampung untuk menambah dana operasi besar menyambung usus besar ke tenggorokan sebagai jalannya makanan. Operasi tersebut diperkirakan bisa mencapai Rp 500 juta.
"Saya berpikir untuk menjual rumah saya untuk tambahan biaya operasi. Selama saya jadi atlet, setiap bonus yang didapat saya kumpulkan dan dibelikan rumah."
"Saya sama sekali tidak terpikir untuk menjual medali-medali yang pernah saya dapat di Olimpiade, itu kan kebanggaan saya," ujar Winarni dengan nada lirih.
Belum lama ini, muncul gerakan donasi untuk membantu Winarni menyembuhkan kelainan usus anaknya melalui situs kitabisa.com. Wanita 42 tahun berterima kasih kepada semua pihak atas inisiatif menggalang bantuan untuk dirinya.
Meskipun tidak terlalu berharap, Winarni dengan tangan terbuka menerima apapun bentuk bantuan untuk kesembuhan Fariz.
"Saya belum lama tahunya, setelah ditelepon oleh Kang Maman (Suherman) yang mengatakan soal pengumpulan dana lewat kitabisa.com. Saya senang dan berterima kasih untuk bantuannya."
"Kalau harapannya, saya tidak ingin seperti mengemis-ngemis dan dianggap mencari untung dengan keadaan anak saya seperti ini. Namun, jika ada pihak yang ingin membantu, saya berterima kasih sekali," pungkasnya.
Baca Kelanjutan Peraih Medali Olimpiade Butuh Dana Operasi Anaknya : https://ift.tt/2NWdVENBagikan Berita Ini
0 Response to "Peraih Medali Olimpiade Butuh Dana Operasi Anaknya"
Posting Komentar