TEMPO.CO, Jakarta - Gisela Madrid mengungkap fakta baru seputar kematian Diego Maradona, pekan lalu. Perawat legenda sepakbola Argentina tersebut menyebut Maradona jatuh dan kepalanya terbentur seminggu sebelum dia meninggal. Setelah itu, Maradona ditinggalkan sendirian selama tiga hari tanpa bantuan.
Sebelumnya, Maradona disebut meninggal karena gagal jantung kronis di rumahnya di Buenos Aires, Argentina. Namun, polisi menyelidiki kematian laki-laki berusia 60 tahun atas tuduhan kelalaian medis. Menurut media lokal Argentina, pemenang Piala Dunia itu tidak dibawa ke rumah sakit atau menjalani scan MRI untuk mencari benjolan di sisi kanan tengkoraknya.
Pada saat itu, dia sedang dalam pemulihan dari operasi otak untuk menghilangkan gumpalan di sisi kiri kepalanya. Maradona pun harus menerima perawatan sepanjang waktu. "Maradona jatuh pada hari Rabu, sepekan sebelum kematiannya," ujar Gisela Madrid, melalui pengacaranya, Rodolfo Baque, dikutip dari The Sun, Senin, 30 November 2020.
"Dia jatuh dan kepalanya terbentur, tapi mereka tidak membawanya ke rumah sakit untuk MRI atau CT scan," ujar Rodolfo menambahkan. Ia juga membenarkan bahwa mantan playmaker Barcelona dan Napoli itu ditinggalkan sendirian selama tiga hari setelah terjatuh.
Baca : Jasad Diego Maradona Diotopsi, Curiga Dibunuh?
Menurut Rodolfo, "Maradona tidak dapat memutuskan apa pun, setelah jatuh dia ditinggalkan sendirian selama tiga hari di kamarnya, tanpa terlihat oleh siapa pun dan tanpa bantuan." Sementara itu, laporan otopsi awal mengatakan Maradona menderita edema paru akut dan gagal jantung kronis. Maradona meninggal dalam tidurnya.
Pada hari Sabtu, sang perawat mengakui bahwa dia berbohong tentang pemeriksaan Maradona. Pengakuan menambah misteri kematian Maradona. Sebelumnya, keponakan Maradona, Johnny Esposito, 24 tahun, disebut-sebut menjadi orang terakhir yang tinggal bersamanya. Ia menjadi orang terakhir yang melihatnya dan memberi kesaksian bahwa Maradona mengaku tidak enak badan ketika sarapan.
Selain itu, kepada polisi, seorang perawat lain yang berjaga malam mengatakan sempat melihat Maradona tidur dengan bernapas secara normal pada pukul 6.30 pagi di hari kematiannya. Namun, belakangan, ia mengaku tidak pernah melihat Maradona tidur.
Jauh sebelum pemeriksaan polisi, dua anak Maradona, Dalma dan Giannina, menaruh kecurigaan adanya obat yang tidak sesuai diberikan kepada ayahnya. Polisi pun menggrebek rumah dan kantor dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, atas dugaan pembunuhan tak disengaja. Setelah penggeledahan 40 menit itu, ia mengaku sudah melakukan semua hal untuk menyelamatkan Maradona.
Luque mengatakan Maradona terlihat menyedihkan di hari-hari menjelang kematiannya dan seharusnya pergi ke rehabilitasi setelah operasi. "Dia seharusnya pergi ke pusat rehabilitasi. Dia tidak mau," katanya. "Saya orang yang telah merawatnya. Saya bangga dengan semua yang telah saya lakukan. Saya tidak menyembunyikan apa pun. Saya siap membantu keadilan."
"Sport" - Google Berita
December 01, 2020 at 12:47PM
https://ift.tt/3obelJt
Kesaksian Perawat: Diego Maradona Sempat Jatuh dan Tinggal Sendirian 3 Hari - Sport Tempo.co
"Sport" - Google Berita
https://ift.tt/35r9aeK
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kesaksian Perawat: Diego Maradona Sempat Jatuh dan Tinggal Sendirian 3 Hari - Sport Tempo.co"
Posting Komentar