INILAHCOM, Surabaya Tuan rumah Surabaya Fever memastikan langkahnya ke babak Final Srikandi Cup 2 setelah mengalahkan Merah Putih Samator dengan skor 83-52 di babak semifinal.
Bermain di depan pendukungnya sendiri yang memadati GOR Kertajaya, Jumat (2/2/2018), tim asuhan Wellyanto Pribadi langsung tancap gas di kuarter pertama 23-13. Kuarter berikutnya, kembali Fever memperbesar margin kemenangannya dengan mencetak 24 angka tambahan dan menutup babak pertama dengan keunggulan 47-22.
Memasuki babak kedua, juara empat kali Kompetisi Basket Putri Nasional itu tidak sedikitpun mengendurkan pola permainannya. Meskipun menurunkan para pemain mudanya seperti Jovita Elizabeth Simon, Lea Kahol, Simon, Visca Dewi Syamsuri dan Cindy Eka Nugroho, namun tetap saja Fever mampu menjaga konsistensinya dengan meraih kemenangan di dua kuarter tersisa 57-34, 83-52.
Natasha Christaline Debby dan Gabriel Sophia sama-sama berhasil mencetak 13 angka untuk Surabaya Fever. Di kubu MP Samator, Michelle Kurniawan berhasil membuat sembilan poin dan empat rebound, diikuti oleh Christie Rumambi dengan torehan delapan poin dan tujuh rebound.
Meski menang, Wellyanto Pribadi mengaku tidak begitu puas dengan permainan timnya pada pertandingan hari ini. Bahkan menurutnya pertandingan semifinal ini merupakan pertandingan terburuk timnya selama Seri 2 berlangsung.
Ia pun menyoroti buruknya pertahanannya timnya dan berpesan untuk tetap waspada di pertandingan puncak besok, Sabtu (3/2/2018) siang WIB.
"Meski menang, saya rasa ini game yang paling buruk yang dilakoni Fever, terutama defense kami secara keseluruhan. Beberapa kali, kami kalah dalam penguasaan rebound padahal kami unggul secara postur tubuh dan pemain lawan size-nya lebih kecil dibandingkan tim saya. Defense hari ini menjadi catatan serius. Besok hal ini tidak boleh terjadi lagi dan kita harus mengurangi turnovers (16 kali kesalahan yang dibuat pada hari ini), serta fokus dalam penguasaan rebound dan menjaga lini pertahanan. " kata Wellyanto.
"Saya akui kita tadi sangat buruk di-defense, para pemain Merah Putih yang lebih kecil dari kita beberapa kali bisa drive dengan leluasa ke wilayah kita. Pelatih tadi juga sudah mengingatkan akan hal ini. Jika kami bertemu dengan Merpati Bali di final, kita juga harus lebih waspada sebab mereka juga punya dua pemain tinggi dan akurasi tembakan mereka juga bagus. Sebaliknya, jika Fever bertemu Tenaga Baru Pontianak, kita harus menjaga ketat kapten tim mereka Fany Kalumata," ujar kapten tim Surabaya Fever, Henny Sutjiono.
Sementara itu, pelatih MP Samator, Nina Yunita, tetap memuji kerja keras anak asuhnya yang mampu memberikan perlawanan kepada tuan rumah meski pada akhirnya harus menelan kekalahan.
Dia meminta para pemain untuk segera move on dari hasil melawan Surabaya Fever dan fokus ke pertandingan perebutan tempat ketiga.
"Saya kecewa dengan hasil ini, bukan karena kami kalah. Kami seperti bermain dibawah tekanan. Memang kita kalah kelas dibanding Surabaya Fever. Tapi pemain saya seperti kalah sebelum bertanding jika berhadapan dengan para pemain Fever yang sebagian besar merupakan para pemain Nasional. Tadi saya tekankan untuk lebih banyak menembak dari luar, tapi pemain saya selalu memaksakan dirve ke wilayah Fever, padahal kami kalah size dari mereka," kata Nina.
"Untuk pertandingan besok (perebutan peringkat tiga), saya harap Samator bermain lepas dan bisa keluar dari pressure untuk mempertahankan peringkat ketiga yang merupakan target yang dipatok dari manajemen," Nina melanjutkan.
"Kita memang kalah level dari Fever. Tapi saya dan teman-teman akan belajar banyak dari pertandingan ini dan mencoba memperbaiki mental bertanding kita, " komentar Michelle Kurniawan, topskor tim Merah Putih Samator yang hari ini mencetak sembilan poin dan empat rebound.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ke Final, Surabaya Fever Masih Banyak Kekurangan"
Posting Komentar