Search

Saina Nehwal Kritik Aturan Baru BWF

INILAHCOM, Hyderabad - Mulai 2018, Federasi Badminton Dunia (BWF) mewajibkan pemain top dunia mengikuti 12 turnamen. Menurut Saina, peraturan tersebut sangat memberatkan pebulutangkis.

Sebelumnya, BWF hanya mewajibkan pemain top dunia tampil di turnamen level Super Series Premier yang digelar di Indonesia, Malaysia, Inggris, Denmark, dan China.

Mulai 2018, pebulutangkis tunggal putra dan putri peringkat 15 besar dan ganda peringkat 10 besar harus mengikut 12 turnamen sepanjang tahun. Jika tidak, sanksi BWF sudah menanti.

BWF memang melakukan perubahan struktur turnamen di 2018. Mereka membagi ke dalam empat level turnamen. Level pertama terdiri dari Kejuraaan Dunia, Piala Thomas dan Uber, dan Piala Sudirman.

Level dua terdiri dari Super Series Finals, Super Series Premier, dan Super Series. Level tiga Grand Prox Gold dan Grand Prix. Level empat International Challenge, International Series, Future Series, Junior International Grand Prix, Junior International Challenge, Junior International Series, dan Junior Future Series.

"Jika saya presiden BWF, saya akan mencontoh tenis. Tenis memiliki empat atau lima even besar seperti Grand Slam dengan hadiah besar. Saya senanng dengan hadian uang yang mengalami peningkatan, tapi jadwal semakin berat," ujar Saina, dikutip dari The Hindu.

"Padatnya turnamen memengaruhi kebugaran semua pemain. Saya butuh waktu yang lama untuk kembali ke level permainan terbaik," tambahnya.

2018 menjadi tahun yang berat bagi Saina. Selain wajib mengikuti 12 turnamen BWF, dia akan tampil di Asian Games 2018 dan Commonwealthe Games yang diikuti negara persemakmuran.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Saina Nehwal Kritik Aturan Baru BWF : http://ift.tt/2BooU3J

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Saina Nehwal Kritik Aturan Baru BWF"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.